Keluarga Kepala KCP BRI Yakin Pembunuhan Sudah Direncanakan Matang
Handuk Maut Mengakhiri Nyawa Kepala KCP BRI
JAKARTA, Matanews — Keluarga Kepala Kantor Cabang Pembantu (KCP) Bank Rakyat Indonesia (BRI) Cempaka Putih, Muhammad Ilham Pradipta, meyakini para pelaku penculikan yang berujung kematian Ilham telah menyiapkan rencana pembunuhan sejak awal. Keyakinan itu menguat setelah mereka menyaksikan langsung proses rekonstruksi yang digelar penyidik Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya pada Selasa, (18/11/2025).
Taufan Maulana, kakak korban, menyebut tak ada alasan untuk menafsirkan rangkaian peristiwa tersebut sebagai tindakan spontan.
“Sulit mengatakan tidak ada unsur mens rea. Rencana mereka panjang dan matang, dan tak terlihat ada upaya menyelamatkan adik kami,” ujar Taufan, seusai mengikuti rangkaian rekonstruksi dari pagi hingga sore hari.
Kuasa hukum keluarga, Tati Suryati, menegaskan bahwa rekonstruksi justru memperjelas unsur pembunuhan. Ia menyoroti adegan ketika Ilham yang telah dianiaya dalam kondisi lemah dipindahkan dari mobil Avanza putih ke Fortuner hitam.
Menurut Tati, pelaku menyiapkan alat-alat yang tidak mungkin dibawa oleh pihak yang sekadar ingin “menakut-nakuti”.
“Tidak mungkin yang tidak berniat membunuh membawa lakban, handuk, dan sebagainya,” katanya.
Rekonstruksi memperagakan 57 adegan yang menggambarkan rangkaian penculikan, penganiayaan, hingga kematian Ilham pada Agustus lalu. Sebanyak 17 tersangka dihadirkan untuk memperagakan peran masing-masing. Mereka mengenakan seragam tahanan oranye dengan tangan dililit ikat kabel. Penyidik beberapa kali menghentikan adegan untuk mengonfirmasi kesesuaian peristiwa dengan berkas acara pemeriksaan.

Dalang, Pengintai, Penculik, hingga Penganiaya
Polda Metro Jaya sebelumnya telah menetapkan 15 tersangka awal yang kemudian berkembang menjadi 17 orang yang ikut diperiksa ulang dalam rekonstruksi. Para pelaku dibagi ke empat klaster: otak kejahatan, tim pengintai, tim penculik, dan tim penganiaya.
Dalam klaster aktor intelektual, polisi menyebut empat orang sebagai pengendali operasi:
Candy alias Ken
Dwi Hartono
Yohanes Joko P
Antonius M.
Menurut Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Wira Satya Triputra, Candy alias Ken diduga mengajak Dwi Hartono mencari kepala cabang bank untuk dilibatkan dalam pemindahan dana dari rekening dorman. Ketika rencana itu tak berjalan sesuai keinginan, mereka menugaskan kelompok lain untuk mengeksekusi penculikan.
Tugas itu kemudian berpindah ke tangan Serka Mohamad Nasir, prajurit aktif yang diduga memobilisasi rekannya dari satuan Kopassus, Kopda Feri Herianto.
Kopda Feri lalu merekrut tim lapangan dengan mengumpulkan Erasmus Wawo, Andre Tomatala, Emanuel Woda Berto, Ronald Sebenan, dan Reviando di sebuah pusat perbelanjaan di Pasar Rebo.
Sementara itu, klaster tim pengintai beranggotakan tiga orang:
Rohmat Sukur, orang kepercayaan Dwi Hartono
Eka
Wiranto
Merekalah yang bertugas mencari alamat dan mengikuti mobil korban sebelum operasi penculikan dimulai.
Adapun klaster terakhir, tim penganiaya, terdiri dari empat orang:
Yohanes Joko P
Serka Nasir
David
Neo
Keempatnya berada di dalam Fortuner hitam tempat Ilham dianiaya hingga akhirnya meninggal.
Detik-detik Terakhir: Handuk Maut di Dalam Fortuner
Dalam salah satu adegan yang paling ditekankan keluarga dan kuasa hukum, digambarkan bagaimana Ilham yang sudah tak berdaya diikat, dililit handuk di lehernya, lalu ditarik oleh para pelaku. Setelah itu, korban diseret keluar mobil menggunakan handuk yang menekan dagunya.
Bagi keluarga, adegan itu menjadi bukti kuat bahwa kematian Ilham menyertakan unsur kesengajaan.
“Sebagai keluarga, kami menuntut proses hukum yang transparan dan tuntas,” ujar Taufan.
Satu Pelaku Masih Buron
Total terdapat 17 tersangka yang diperagakan dalam rekonstruksi, namun polisi menyebut satu tersangka lain berinisial EG masih dalam pengejaran. Penyidik menyatakan perkembangan kasus ini terus berjalan dan tidak menutup kemungkinan adanya tersangka baru. (Cha)
Warning: Attempt to read property "term_id" on bool in /home/u963642857/domains/mata.news/public_html/wp-content/themes/umparanwp/widget/widget-collection.php on line 7








