Asrama Pesantren di Bireuen Hancur Diterjang Longsor, 329 Santri Dievakuasi
Asrama Jatuh! Santri Mengungsi Selamat Semua
JAKARTA, Matanews — Sebuah bangunan asrama putra di Dayah Najmul Hidayah Al Aziziyah, Meunasah Subung Cot Meurak Blang, Kabupaten Bireuen, Aceh, ambruk ke badan sungai setelah tebing di bawahnya longsor pada Rabu, (26/11/2025). Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini karena para santri telah diungsikan sejak malam sebelumnya menyusul tanda-tanda pergerakan tanah dan rapuhnya struktur tebing.

“Alhamdulillah, tidak ada korban. Para santri sudah diungsikan sejak semalam ke masjid pesantren. Allah Maha Kuasa,” ujar Pembina Dayah Najmul Hidayah Al Aziziyah, Tgk Adli Abdullah, saat dikonfirmasi dari Banda Aceh.
Ambruknya bangunan tersebut dipicu oleh longsor di tebing sungai yang berada tepat di bawah asrama. Menurut Adli, arus deras yang berlangsung sejak beberapa hari terakhir mempercepat erosi pada pengaman tebing sungai, hingga akhirnya batu gajah yang menjadi fondasi penguatan tersebut terlepas dan membuat bangunan tidak lagi berdiri kokoh. “Longsor disebabkan batu gajah yang dipasang tidak sesuai,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa proyek pengaman tebing sungai tersebut memang pernah bermasalah secara hukum. Dibangun pada 2016, tembok pengaman itu sebelumnya juga jebol saat banjir bandang melanda aliran Krueng Batee Iliek. “Proyek itu sudah pernah diproses hukum, dan terpidananya telah menjalani hukuman,” kata Adli.
Hujan deras dengan durasi panjang telah mengguyur Aceh sepanjang sepekan terakhir. Sedikitnya sembilan kabupaten dilaporkan terdampak banjir dan longsor akibat meluapnya sungai dan meningkatnya debit air. Bireuen menjadi salah satu wilayah yang mengalami kerusakan infrastruktur yang cukup parah, termasuk runtuhnya bangunan dayah ini.
Adli memperkirakan kerugian materi akibat robohnya asrama pesantren tersebut mencapai lebih dari Rp6 miliar. Selain kehilangan bangunan utama, ratusan santri juga kehilangan pakaian, perlengkapan belajar, hingga barang-barang pribadi lainnya yang tertimbun material longsor atau hanyut terseret arus sungai.
“Santri yang menghuni asrama ini mencapai 329 orang. Mereka kini tinggal di masjid dayah tanpa pakaian pengganti dan fasilitas dasar,” ujar Adli.
Ia mendesak pemerintah kabupaten maupun provinsi untuk segera memberikan bantuan darurat, termasuk dapur umum, pakaian layak, dan logistik dasar bagi para santri yang kini mengungsi. “Kami membutuhkan dapur darurat dan pakaian bagi santri, karena semua perlengkapan mereka hilang,” katanya.
Hingga siang ini, petugas BPBD dan aparat gampong masih melakukan pendataan dan memastikan tidak ada bangunan lain di sekitar lokasi yang berpotensi ikut ambruk apabila curah hujan kembali meningkat. Arus sungai yang masih deras membuat warga diminta berhati-hati dan menghindari area tebing. (cka)
Warning: Attempt to read property "term_id" on bool in /home/u963642857/domains/mata.news/public_html/wp-content/themes/umparanwp/widget/widget-collection.php on line 7







