Cegah Keracunan, BGN Siapkan Rapid Test Pangan dan Sertifikasi Higienis Sanitasi

Dapur Makan Bergizi Gratis. (Foto: Matanews/Ist)

BGN Siapkan Rapid Test Pangan dan Sertifikasi Higienis Sanitasi

PAPUA BARAT, Matanews — Badan Gizi Nasional (BGN) memperketat pengawasan terhadap pengelolaan dapur Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kabupaten Teluk Wondama, Papua Barat, sebagai langkah pencegahan potensi keracunan makanan yang belakangan marak terjadi di sejumlah daerah.

Pejabat BGN, Enny Indarti, di Wasior, Senin (29/9), menegaskan bahwa pengawasan dimulai dari peningkatan pemahaman standar pengolahan, penanganan, hingga penyajian makanan yang aman dan higienis.

“Kami sudah memberikan pelatihan kepada para penjamah makanan atau relawan SPPG (satuan pelayanan pemenuhan gizi) agar memahami seluruh standar pengolahan,” ujar Enny, Senin (29/9).

Menurut Enny, edukasi yang diberikan tidak hanya mencakup teknis kebersihan, tetapi juga mewajibkan kepala SPPG mendaftarkan relawan pada sistem pembelajaran jarak jauh Pelataran Sehat.

Keikutsertaan dalam program ini menjadi dasar penerbitan Sertifikat Layak Higienis Sanitasi (SLHS) oleh dinas kesehatan daerah. “SLHS sangat penting untuk menekan risiko keracunan makanan. Selain itu, BGN juga akan melakukan sertifikasi halal bagi semua dapur SPPG di Indonesia,” kata Enny.

Sebagai penguatan, BGN menetapkan aturan baru bahwa setiap kepala dapur SPPG minimal harus memiliki ijazah koki atau latar belakang pendidikan tata boga. “Ini penting agar standar pengolahan benar-benar terjamin,” katanya.

Selain itu, BGN menyiapkan rapid test kit untuk mendeteksi cemaran pestisida pada pangan segar dari tumbuhan maupun hewan. Langkah ini diharapkan memastikan setiap sajian MBG memenuhi standar keamanan pangan.

Pelaksanaan Program MBG disebut tidak hanya menekan angka kekurangan gizi pada anak, tetapi juga memberi dampak positif pada perekonomian lokal. Setiap dapur SPPG memperoleh alokasi anggaran sekitar Rp100 juta yang sebagian besar digunakan untuk menyerap hasil petani, nelayan, peternak, hingga pelaku UMKM.

“Perputaran dana itu mendorong aktivitas ekonomi di daerah dan membuka lapangan kerja baru,” ucapnya.

Kepala BGN Regional Papua Barat, Erika Vionita Werinussa, menambahkan bahwa pelatihan tahap awal telah diikuti 87 relawan dari dua dapur SPPG di Distrik Wasior, yang melayani sekitar 5.100 siswa dari jenjang TK/Paud hingga SLTA.

“Pelatihan akan terus menyasar seluruh dapur, termasuk tiga dapur baru yang segera beroperasi, sehingga semua relawan memahami cara mengolah dan menyajikan makanan yang aman,” kata Erika.

BGN berharap langkah perbaikan ini memperkuat pengelolaan Program MBG di seluruh Indonesia, sehingga program dapat berjalan lebih mandiri, sehat, dan bermanfaat bagi masyarakat. (Chl)

Cindy Hardianti
Reporter

Warning: Attempt to read property "term_id" on bool in /home/u963642857/domains/mata.news/public_html/wp-content/themes/umparanwp/widget/widget-collection.php on line 7

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *