Satu Prajurit Gugur di Papua, Seruan Pulihkan Fungsi Tempur TNI Menggema
Jangan Main-main, Kembalikan Fungsi Tempur TNI!
MANOKWARI, Matanews — Suara tembakan membelah sunyi siang di pedalaman Papua Barat, Sabtu (11/10/2025). Sekitar pukul 13.20 WIT, kontak senjata terjadi antara kelompok kriminal bersenjata (KKB) dengan tiga personel TNI Angkatan Darat dari Batalyon 410/Alugoro. Dalam insiden itu, satu prajurit, Praka Amin, gugur di tempat akibat terjangan peluru tajam.
Insiden bermula ketika tiga prajurit yang tergabung dalam Satuan Tugas Operasi Manatipif Mansinam tengah dalam perjalanan kembali ke pos setelah berburu di wilayah sekitar Kampung Moyeba, Distrik Moskona Utara, Papua Barat.
Berdasarkan laporan awal, dua dari tiga prajurit membawa senjata api, sementara satu lainnya tidak bersenjata. Dalam perjalanan pulang, mereka disergap oleh anggota KKB di titik koordinat 53M 277640 9846865.
Kontak tembak tak berlangsung lama, namun cukup mematikan. Praka Amin terkena tembakan dan gugur di tempat. Sementara satu prajurit lainnya berhasil menyelamatkan diri dan melapor ke Pos Batalyon 410/Alugoro Moyeba.

Evakuasi di Tengah Ancaman
Setelah menerima laporan, Danpos Operasi Manatipif, Ipda Abu Arif, bersama lima personel gabungan dan enam prajurit dari Batalyon 410/Alugoro yang dipimpin Letda Inf Machfud, langsung bergerak menuju lokasi kejadian.
Di titik koordinat kontak tembak, tim menemukan tubuh Praka Amin dalam kondisi meninggal dunia. Dari hasil identifikasi di lapangan, KKB berhasil merebut satu pucuk senjata api jenis DMR dan tiga magazen dari tangan prajurit.
Evakuasi dilakukan dengan hati-hati mengingat medan yang berat dan ancaman serangan lanjutan dari KKB. Hingga Minggu (12/10), aparat gabungan TNI–Polri masih melakukan pengejaran terhadap kelompok bersenjata yang bertanggung jawab atas serangan tersebut.

Seruan Tegas: Kembalikan Fungsi Tempur TNI
Peristiwa ini memicu gelombang keprihatinan dari berbagai kalangan. Salah satunya datang dari Rahmat, Ketua LSM Pemuda Harapan Bangsa, yang menilai bahwa pemerintah pusat harus segera mengembalikan fungsi utama TNI sebagai pasukan tempur.
Menurutnya, tugas pokok TNI sebagai penjaga kedaulatan negara tidak boleh diabaikan dengan pelibatan dalam program non-tempur seperti MBG (Makan Bersama Gotong Royong) dan kegiatan sipil lainnya.
“Kembalikan fungsi tempur TNI untuk menjaga dan memberantas segala bentuk gangguan terhadap negara, baik dari dalam maupun luar negeri. Nyawa prajurit TNI yang gugur tidak boleh sia-sia seperti saat ini,” tegas Rahmat dalam rilis yang diterima, Minggu (12/10).
Ia juga menyerukan agar Presiden Prabowo Subianto, selaku Panglima Tertinggi TNI, segera melakukan evaluasi terhadap seluruh penugasan non-tempur yang berpotensi melemahkan kekuatan pertahanan nasional.
“Gimana negara mau aman, kalau TNI malah diarahkan menjadi petani, pengawas, bahkan pekerja sipil. Sudah saatnya Presiden Prabowo mengembalikan jati diri TNI sebagai pasukan tempur sejati, demi harga diri bangsa,” ujarnya menegaskan.

Harga Diri Bangsa dan Kedaulatan Negara
Gugurnya prajurit di medan tugas menjadi pengingat bahwa ancaman terhadap kedaulatan masih nyata. Pengamat militer menilai bahwa pemerintah perlu memperkuat komando operasi terpadu di Papua agar penguasaan teritorial tidak terus diganggu kelompok separatis bersenjata.
Kematian Praka Amin bukan hanya kehilangan bagi keluarga besar TNI, tetapi juga simbol pengorbanan tanpa pamrih untuk menjaga setiap jengkal tanah Republik Indonesia.
Di tengah situasi keamanan Papua yang kian bergejolak, suara publik pun semakin lantang menyerukan satu hal: “Kembalikan tugas tempur TNI — demi harga diri bangsa.” (Red)




Warning: Attempt to read property "term_id" on bool in /home/u963642857/domains/mata.news/public_html/wp-content/themes/umparanwp/widget/widget-collection.php on line 7