- Korsabhara Baharkam Polri Tinjau Pengawasan Destinasi Wisata di Kabupaten Malang
- Perkuat Kemitraan Strategis, Panglima TNI Terima Kunjungan Kasad Singapura
- Seorang Remaja Perempuan Asal Kapuk, Cengkareng, Dilaporkan Hilang Sejak 6 Juli 2025
- Kapolres Jakbar Beri Penghargaan kepada 25 Personel Berprestasi di Apel Pagi
- PT BAT Instrumen Bank Internasional Bantah Tuduhan Investasi Bodong
- TNI Tegaskan Guru dan Nakes di Yahukimo Profesional, Tak Terlibat Satgas TNI
- TNI Lumpuhkan Tokoh OPM Enos Tipagau di Intan Jaya, Tanpa Korban Sipil
- Dua Pejabat Desa Ungkap Keabsahan Tanah Yang Diklaim Terdakwa Charlie Chandra
- Tak Ada Toleransi Terhadap Pelanggaran, Kodim 1710/Mimika Gelar Sidang Disiplin Militer
- Hari Bhayangkara ke-79, Polda Metro Jaya Gelar Syukuran dan Bagikan Hadiah Perlombaan
Sebut Lembaga Adat Seperti Preman dan Ormas, Fathir: Bupati Subang Dinilai Anak Mami
Bupati Subang

Keterangan Gambar : Tokoh Muda Adat Niskala Mulya Rahadian Fathir Rakean Galuh Pakuan
MATANEWS, Subang – Kritik keras dilayangkan oleh tokoh muda adat Niskala Mulya Rahadian Fathir Rakean Galuh Pakuan, terhadap Bupati Subang Reynaldy Putra Andita Br. Kritik ini disampaikan sebagai refleksi atas dinamika pemerintahan yang dinilai sarat intervensi dan kehilangan arah kepemimpinan.
Dalam pernyataan terbuka yang disampaikan kepada media, Niskala menyuarakan kekhawatirannya atas arah kepemimpinan Subang saat ini. Menurutnya, ada indikasi kuat bahwa roda pemerintahan tak sepenuhnya digerakkan oleh sang Bupati, melainkan dibayangi oleh kekuatan keluarga—terutama sang ibu.
"Apa kabar, Pak Bupati Subang? Ini bukan sekadar sapaan, tapi pertanyaan mendalam tentang arah kepemimpinan Anda. Subang butuh pemimpin, bukan anak mami," ujar Niskala dalam pernyataan tertulisnya.
Baca Lainnya :
- Delapan Dari 17 Taruna Akpol Raih Piala di Kejuaraan Menembak Danjen Kopassus
- Brimob Polda Jateng Raih Juara 1 di Kejuaraan Menembak Danjen Kopassus Cup 2025
- Patroli Skala Besar Cipta Kondisi ,Cegah Gangguan Kamtibmas
- Polda Metro Jaya Gelar Binluh Cegah Tawuran Pelajar: Harus Kontinyu dan Menyentuh Hati
- Puluhan Investor Kelas Kakap dari China Kunjungi Subang, Dorong Kerja Sama Energi Terbarukan
Niskala juga menyoroti kedekatan Bupati dengan mantan pejabat yang pernah tersandung kasus korupsi. Ia menilai, kemunculan sosok tersebut dalam berbagai acara pemerintahan mengirimkan pesan keliru kepada masyarakat—bahwa rekam jejak kelam seolah tak lagi menjadi masalah, selama memiliki kedekatan politik atau keluarga.
"Ini bukan hanya simbolik, tapi juga pesan moral yang keliru. Rakyat ingin pemimpin yang bersih dari bayang-bayang masa lalu, bukan justru membukakan pintu bagi mereka yang pernah mencederai kepercayaan publik," tegasnya.
Kritik paling tajam muncul saat Niskala menyinggung dugaan keterlibatan ibu sang Bupati dalam pengambilan kebijakan. Ia menyebut, istilah “anak mami” bukan sekadar ejekan, tapi cerminan lemahnya otonomi kepemimpinan.
"Lebih memprihatinkan lagi, rumor yang merebak di tengah masyarakat adalah kuatnya campur tangan sang ibu dalam urusan pemerintahan. Nama besar sang ibu memang tak terbantahkan di Subang, namun ketika pengaruh itu justru mereduksi independensi sang Bupati, rakyat pun patut gusar. Lemahnya kepemimpinan yang cenderung berlindung di balik sosok keluarga. Jangan sampai, keputusan strategis daerah justru lahir dari ruang makan keluarga, bukan dari ruang rapat pemerintahan." sindir Niskala.
Niskala juga menyesalkan sikap Bupati Subang yang tidak menghadiri acara yang digagas oleh Lembaga Adat. Padahal, acara tersebut dihadiri oleh puluhan investor asing dan menjadi momentum penting untuk mengangkat citra Subang di mata dunia.
Lebih jauh, Niskala mengungkap kabar tak sedap bahwa sang ibu Bupati sempat menyebut lembaga adat sebagai “ormas tak tahu malu” karena inisiatif tersebut.
"Ini bukan hanya pelecehan terhadap kami sebagai lembaga adat, tapi juga bentuk arogansi kuasa yang mengkerdilkan inisiatif masyarakat,” ujarnya.
Mengakhiri pernyataannya, Niskala menyerukan agar Bupati Reynaldy bangkit dan berdiri atas nama dirinya sendiri—bukan atas titipan keluarga atau warisan politik.
“Kang Bupati, kursi yang Anda duduki bukan warisan, melainkan amanah. Tunjukkan bahwa Anda bisa memimpin, bukan sekadar menjadi simbol,” pungkasnya.
Pernyataan ini menambah daftar panjang kritik terhadap kepemimpinan muda di daerah yang dinilai belum sepenuhnya matang menghadapi tantangan pemerintahan. Hingga berita ini diturunkan, belum ada tanggapan resmi dari pihak Bupati Subang atas pernyataan Niskala tersebut. (Red)
