- Dugaan Pungli di Satpas SIM Karawang, Warga Bayar Rp1,1 Juta Lewat Jalur Khusus
- Sosok Antiteror Kini Tangani Narkoba, Brigjen Eko Hadi Diharapkan Bawa Angin Baru di Bareskrim
- Dalam Momentum Halal Bihalal, Kadiv Humas Sampaikan Apresiasi Pengamanan Mudik Lancar dan Nyaman
- Rekayasa Lalu Lintas Efektif Tekan Kepadatan Arus Balik Lebaran 2025
- Presiden Apresiasi Kapolri, Menhub, dan TNI Atas Pengamanan Mudik Membanggakan
- ETOS Curiga Tempo Dapat Orderan, Isu Wakil Ketua DPR RI Judi Online Dinilai Mengada-ada
- SIAGA 98 Tegas: Nama Sufmi Dasco Bersih dari Judi Online, Jangan Main Asal Tuduh!
- Kapolri Pantau Langsung Arus Balik Lebaran 2025 dari Udara, Lalu Lintas Tol Cipali Terpantau Ramai L
- Kapolri Berlakukan One Way Nasional KM 414-70 Tol Trans Jawa
- Polri Lepas Flag Off One Way Nasional Arus Balik Lebaran 2025 di KM 414 Sampai KM 70 Hari Ini
Tolak Ujaran Kebencian, DEMA PTKIN Imbau Publik Kokohkan Persatuan Usai Pilkada 2024
Pilkada 2024

Keterangan Gambar : Istimewa
MATANEWS, Jakarta - Ajakan untuk kembali bergandengan tangan demi persatuan antar sesama anak bangsa setelah momen Pilkada serentak 2024 terus diserukan berbagai pihak.
Imbauan tersebut termasuk disampaikan oleh Aliansi Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) seluruh Indonesia.
"Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Hidup mahasiswa. Saya Koordinator Pusat DEMA PTKIN se-Indonesia, M. Syahrus Sobirin, mengajak kepada seluruh masyarakat untuk melakukan rekonsiliasi pasca Pilkada 2024," kata Syahrus, Selasa 10 Desember 2024.
Baca Lainnya :
- Erick Thohir Resmi Pecat Shin Tae Yong dari Kursi Pelatih Timnas Indonesia
- Kompolnas Apresiasi Polri Atas Keberhasilan Operasi Lilin 2024
- Polsek Kembangan Kembali Tangkap Pelaku dalam Pengembangan Kasus Narkoba Tahun Baru 2025
- Hasil Lanjutan Sidang KKEP, Polri Tegas Tangani Kasus di Event DWP 2024
- KPU DKI Jakarta Apresiasi Polda Metro Jaya Amankan Pilkada 2024
Konstelasi politik lima tahunan itu, menurut dia, jangan malah membuat masyarakat terus berlarut efek perbedaan pilihan.
Sebab, berbeda dalam menentukan kandidat kepala daerah yang dijagokan tidak patut dikaitkan pada berbagai sektor kehidupan sehari-hari.
Pihaknya tidak lupa mengingatkan seluruh elemen bangsa supaya tak mudah terhasut dengan adanya narasi berunsur kebohongan sampai kebencian terutama pada lingkup media sosial.
Dengan begitu situasi rukun, tentram dan saling menghormati satu dengan yang lain senantiasa tetap terjaga.
"Juga menolak segala bentuk ujaran kebencian yang memecah belah bangsa," ujarnya. (Red)
