- Polsek Pademangan Gelar Jumat Curhat ,Warga Antusias Sampaikan Aspirasi dan Keluhan
- Kapolda Metro Jaya Tinjau Langsung Titik Kemacetan di Jakarta untuk Optimalkan Tim Urai Kemacetan
- Polda Metro Jaya Berhasil Ungkap Sindikat Pengoplosan Gas Subsidi di Bekasi dan Jakarta
- Polsek Pademangan dan Majelis Tawasul Gelar Pengajian Rutin, Jalin Kebersamaan Demi Lingkungan Aman
- Wakapolsek Pademangan Tinjau Pemanfaatan Pekarangan, Dukung Ketahanan Pangan di Tengah Kota
- Kapolres Metro Jakarta Utara Hadiri Ngopi Kamtibmas di Pademangan Timur
- Densus 88 AT Polri Gelar Aksi Sosial Harmoni dalam Berbagi di Koja Sambut Ramadhan
- Maraknya Praktik Percaloan SIM di Polres Bogor Kabupaten, Tarif Tiga Kali Lipat Lebih Mahal
- Kapolri dan Ketua PBNU Bahas Keberagaman serta Isu Kekerasan di Pendidikan
- Kapolri Terima Audiensi Ketua PBNU, Bahas Penanganan Kekerasan di Pesantren
Tolak Ujaran Kebencian, DEMA PTKIN Imbau Publik Kokohkan Persatuan Usai Pilkada 2024
Pilkada 2024

Keterangan Gambar : Istimewa
MATANEWS, Jakarta - Ajakan untuk kembali bergandengan tangan demi persatuan antar sesama anak bangsa setelah momen Pilkada serentak 2024 terus diserukan berbagai pihak.
Imbauan tersebut termasuk disampaikan oleh Aliansi Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) seluruh Indonesia.
"Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Hidup mahasiswa. Saya Koordinator Pusat DEMA PTKIN se-Indonesia, M. Syahrus Sobirin, mengajak kepada seluruh masyarakat untuk melakukan rekonsiliasi pasca Pilkada 2024," kata Syahrus, Selasa 10 Desember 2024.
Baca Lainnya :
- Erick Thohir Resmi Pecat Shin Tae Yong dari Kursi Pelatih Timnas Indonesia
- Kompolnas Apresiasi Polri Atas Keberhasilan Operasi Lilin 2024
- Polsek Kembangan Kembali Tangkap Pelaku dalam Pengembangan Kasus Narkoba Tahun Baru 2025
- Hasil Lanjutan Sidang KKEP, Polri Tegas Tangani Kasus di Event DWP 2024
- KPU DKI Jakarta Apresiasi Polda Metro Jaya Amankan Pilkada 2024
Konstelasi politik lima tahunan itu, menurut dia, jangan malah membuat masyarakat terus berlarut efek perbedaan pilihan.
Sebab, berbeda dalam menentukan kandidat kepala daerah yang dijagokan tidak patut dikaitkan pada berbagai sektor kehidupan sehari-hari.
Pihaknya tidak lupa mengingatkan seluruh elemen bangsa supaya tak mudah terhasut dengan adanya narasi berunsur kebohongan sampai kebencian terutama pada lingkup media sosial.
Dengan begitu situasi rukun, tentram dan saling menghormati satu dengan yang lain senantiasa tetap terjaga.
"Juga menolak segala bentuk ujaran kebencian yang memecah belah bangsa," ujarnya. (Red)
