Stok Menggunung, Bapanas Ingatkan Perum Bulog Soal Kualitas Cadangan Beras Pemerintah

Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi (Ist).

Stok Menggunung, Bapanas Ingatkan Perum Bulog Soal Kualitas Cadangan Beras Pemerintah

JAKARTA, Matanews – Stok beras menggunung, Perum Bulog diingatkan, jangan main-main terhadap kualitas Cadangan Beras Pemerintah (CBP).

Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi mmengatakan, saaat ini stok beras nasional masih mencapai 3,9 juta ton. Dari jumlah itu, sebanyak 360 ribu ton, telah keluar untuk bantuan pangan.

Sementaa 500 ribu ton digunakan untuk kebutuhan lain. Artinya, baru sekitar 800 ribu ton yang benar-benar sudah tersalurkan. Sisanya, kalau dihitung-hitung, sampai akhir tahun masih ada 3 juta ton lebih yang bakal dipakai buat stabilisasi harga dan pasokan di awal 2026.

Nah, di sinilah Arief pasang garis merah. “Pokoknya, setiap butir beras harus sampai ke masyarakat dalam kondisi bagus. Jangan sampai rusak, jangan sampai terbuang. Itu beban negara,” katanya, Rabu (1/10).

Arief menegaskan, beras bukan sekadar butiran nasi, tapi urusan perut rakyat. Kalau barangnya jelek, busuk, atau malah harus di-disposal, itu sama saja buang-buang anggaran negara. Padahal kebutuhan pangan masyarakat masih tinggi.

“Prinsip utama, semua bantuan pangan yang sudah ditugaskan ke Bulog harus dalam kondisi bagus. Kalau perlu, direprocess atau diquality control dulu. Intinya, beras yang keluar harus layak konsumsi,” tegasnya.

Bapanas juga wanti-wanti soal sistem pengawasan. Menurut Arief, masalah besar selama ini adalah lemahnya kontrol kualitas. Jangan sampai gudang Bulog jadi sarang beras rusak.

“Ini urusan serius. Kalau berasnya sampai ke masyarakat dalam kondisi jelek, rakyat yang kena imbasnya, negara yang dituding lalai,” kata Arief.

Hingga 29 September 2025, catatan resmi menyebut stok beras Bulog mencapai 3,9 juta ton. Dari jumlah itu, penyerapan dalam negeri mencapai 2,996 juta ton. Sementara, realisasi penyaluran bantuan pangan sejak awal tahun sudah 861,4 ribu ton.

Namun, angka-angka itu bukan jaminan kalau pengelolaan di lapangan aman dari masalah. Justru, Bapanas wanti-wanti agar Bulog jangan lengah, apalagi sampai ada permainan kualitas.

Arief mengingatkan, rakyat saat ini masih butuh beras murah dan layak. Jangan sampai yang diterima justru beras apek, berdebu, atau berkutu. “Kalau sampai barangnya rusak, lalu terpaksa dibuang, itu namanya beban negara. Padahal masih banyak rakyat yang butuh. Jangan sampai terjadi,” tandasnya.

Beras CBP adalah senjata negara buat jaga perut rakyat dan redam harga di pasar. Itu sebabnya, Arief menekankan, pengelolaannya harus super ketat.

“Ini bukan soal angka di atas kertas. Ini soal kenyataan di lapangan. Pokoknya, Bulog jangan main-main. Rakyat yang jadi taruhannya,” tutup Arief.(Int).


Warning: Attempt to read property "term_id" on bool in /home/u963642857/domains/mata.news/public_html/wp-content/themes/umparanwp/widget/widget-collection.php on line 7

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *