- Kakorsabhara Baharkam Polri Pimpin Bimtek Pengamanan Pariwisata TA 2025 di Bali
- Ketua Pendekar Selalu Mendukung Capaian Kinerja Gubernur Jakarta
- Jenazah Diplomat Kemenlu, Polda Metro Jaya: Tidak Ada Tanda-Tanda Keterlibatan Orang Lain
- Tim Supervisi Baharkam Polri Tinjau Alutsista dan Kesiapan Sabhara di Jawa Tengah
- Ketua PCNU Subang Dukung Pedagang Ciater: Gubernur Jangan Bertindak Sewenang-wenang
- Polemik Penggusuran di Ciater Subang: Warga Tuntut Keadilan atas Tanah Eks-HGU
- Mengharumkan Sekolah, Kia Disambut Hangat Usai Juara Taekwondo Nasional
- Kepala Regional (Kareg) MBG Provinsi Banten angkat suara terkait MBG
- KNPI Kota Bekasi-Polri Bermitra Strategis Guna Cegah Pemuda Terjerumus Kejahatan
- Adi Benny Cahyono Klarifikasi Dugaan Keterlibatan dalam Kasus Tanah Serpong
Mandul Tangani Korupsi Triliunan, ETOS: Copot Jaksa Agung dan Bubarkan KPK!
Kejaksaan Agung

Keterangan Gambar : Kejaksaan Agung
MATANEWS, Jakarta – Kegagalan penegak hukum dalam mengusut tuntas berbagai kasus dugaan korupsi besar di tanah air menuai kritik keras dari Direktur Eksekutif ETOS Indonesia Institute, Iskandarsyah. Dalam diskusi publik yang digelar di Jakarta pada Senin (26/5), Iskandar menyatakan kekecewaannya terhadap mandeknya penanganan kasus dugaan korupsi senilai triliunan rupiah, seperti korupsi di Pupuk Indonesia (Rp 8,3 triliun), PLN (Rp 21 triliun), dan WIKA (Rp 803 miliar).
“Penegak hukum negara kita hari ini saya katakan sudah stroke kanan-kiri. Tak mampu melawan rampok negara,” tegas Iskandar. Ia menyebut bahwa Kejaksaan Agung dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) telah gagal memenuhi harapan publik dalam menuntaskan kasus-kasus mega korupsi yang merugikan negara dan rakyat.
Lebih jauh, Iskandar mendesak Presiden terpilih Prabowo Subianto untuk mengambil langkah tegas. “Saya ingin sampaikan kepada Pak Prabowo, selaku pimpinan tertinggi negara ini, untuk segera mencopot Jaksa Agung dan membubarkan KPK, jika memang terbukti tak mampu atau hanya memilah-milah dalam menangani kasus korupsi,” ujarnya lantang.
Baca Lainnya :
- Dua Mahasiswa STAIS Al Azhary Diskorsing Sepihak, Legalitas Kampus Dipertanyakan
- Polrestabes Bandung Amankan Ketat Konvoi Selebrasi Juara Persib Liga 1 2024-2025
- Dirresnarkoba Polda Jabar Berikan Tali Asih ke Panti Asuhan Bhakti Luhur Bandung
- Lurah Sunter Agung Mediasikan Konflik Antara RW 018 dan Pedagang Kuliner STS
- Wakil Ketua Komisi III DPR RI Apresiasi Gerak Cepat Polri Tindak Grup Fantasi Sedarah
Iskandar juga mengingatkan komitmen kampanye Prabowo yang berjanji akan mengejar pelaku korupsi hingga ke “antariksa” sekalipun. “Saya akan tagih janji itu. Korupsi adalah kejahatan kemanusiaan yang tidak boleh diberi toleransi,” tegasnya.
Menurut Iskandar, karena sikap terlalu lunak terhadap pelaku korupsi, kini mantan narapidana korupsi pun merasa tak malu mencalonkan diri dalam pemilu legislatif maupun eksekutif. “Bangsa ini sudah benar-benar kehilangan adab. Tidak tahu malu. Penegak hukum lebih senang berkawan dengan koruptor. Negara ini sudah dalam fase terendah dalam sejarah bangsa,” tambahnya.
Iskandar pun menyuarakan kekhawatiran bahwa bila tidak segera diambil tindakan, krisis kepercayaan terhadap institusi hukum bisa berujung pada kekacauan. “Kalau tidak cepat diatasi, saya khawatir negara akan chaos tak lama lagi,” ujarnya.
Namun demikian, Iskandar tetap menyatakan harapannya terhadap kepemimpinan Prabowo. “Saya tetap berbaik sangka kepada Pak Prabowo. Beliau mampu melakukan yang saya sampaikan tadi. Copot Jaksa Agung kalau memang melempem dan bubarkan KPK kalau lembaga ini sudah mandul semandul mandulnya,” pungkasnya. (Red)
