- Korsabhara Baharkam Polri Tinjau Pengawasan Destinasi Wisata di Kabupaten Malang
- Perkuat Kemitraan Strategis, Panglima TNI Terima Kunjungan Kasad Singapura
- Seorang Remaja Perempuan Asal Kapuk, Cengkareng, Dilaporkan Hilang Sejak 6 Juli 2025
- Kapolres Jakbar Beri Penghargaan kepada 25 Personel Berprestasi di Apel Pagi
- PT BAT Instrumen Bank Internasional Bantah Tuduhan Investasi Bodong
- TNI Tegaskan Guru dan Nakes di Yahukimo Profesional, Tak Terlibat Satgas TNI
- TNI Lumpuhkan Tokoh OPM Enos Tipagau di Intan Jaya, Tanpa Korban Sipil
- Dua Pejabat Desa Ungkap Keabsahan Tanah Yang Diklaim Terdakwa Charlie Chandra
- Tak Ada Toleransi Terhadap Pelanggaran, Kodim 1710/Mimika Gelar Sidang Disiplin Militer
- Hari Bhayangkara ke-79, Polda Metro Jaya Gelar Syukuran dan Bagikan Hadiah Perlombaan
Perilaku Bullying Bertentangan dengan Nilai Pancasila dan Keislaman
Stop Bullying

Keterangan Gambar : Stop Perundungan / Bullying
MATANEWS, Jakarta - Bullying merupakan bentuk kekerasan yang semakin marak terjadi di berbagai kalangan, terutama di sekolah. Tindakan ini sangat bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila, khususnya sila kedua yang berbunyi "Kemanusiaan yang Adil dan Beradab." Perilaku bullying juga tidak mencerminkan nilai-nilai keislaman, yang menekankan pentingnya sikap kemanusiaan dan adab antar sesama manusia.
Bullying bisa dilakukan secara langsung maupun tidak langsung, melalui berbagai cara seperti fisik, verbal, dan non-verbal. Perilaku ini dapat berdampak negatif tidak hanya bagi korban, tetapi juga bagi pelaku dan saksi. Dampak dari bullying bisa dirasakan dalam jangka pendek maupun jangka panjang, bahkan hingga mereka memasuki usia dewasa.
Dampak Negatif Bullying:
Baca Lainnya :
- Apakah Ini yang Dinamakan Sila ke-5?
- Pendidikan Pancasila untuk Generasi Z: Membangun Karakter dan Masa Depan Bangsa
- DPO 15 Anggota Polrestabes Medan Buron dalam Kasus Perampokan
- Bolone Mase Jakarta Partisipasi dalam Peringatan Idul Adha 1445 H
- Kapolresta Bandara Soetta: \\\"Jumat Curhat\\\" Implementasi Arahan Kapolda Metro Jaya
1. Bagi Korban:
- Memicu depresi, stres, dan gangguan kesehatan mental.
- Menurunkan tingkat kecerdasan dan kemampuan analisis.
- Mengalami penurunan prestasi akademik dan isolasi sosial.
2. Bagi Pelaku:
- Menjadi lebih agresif, menyukai kekerasan, dan impulsif.
- Kurang berempati dan cenderung mendominasi orang lain.
- Merasa superior dan menyukai kekuasaan.
3. Bagi Saksi:
- Menganggap bullying sebagai perilaku yang dapat diterima dan mungkin menirunya.
- Takut menjadi korban selanjutnya, sehingga memilih diam atau ikut menindas.
Penyebab Bullying:
1. Pernah menyaksikan atau merasakan kekerasan.
2. Orang tua yang permisif atau kurang terlibat.
3. Saudara kandung yang abusif.
4. Kurang percaya diri dan kebiasaan mengejek orang lain.
5. Haus akan kekuasaan dan popularitas.
6. Kurangnya pendidikan empati.
7. Minimnya perhatian sekolah terhadap fenomena bullying.
Bentuk-bentuk Bullying:
1. Verbal Bullying: Ejekan, hinaan, atau komentar merendahkan.
2. Physical Bullying:. Social rti memukul atau menendang.
3. Social Bullying: Mengucilkan atau memfitnah.
4. Cyber Bullying: Bullying melalui media sosial atau internet.
5. Sexual Bullying: Pelecehan atau kekerasan seksual.
6. Racist Bullying: Diskriminasi berdasarkan ras atau etnis.
Cara Mengatasi Bullying:
1. Pada Anak-anak:
- Ajarkan cara melawan tindakan bullying.
- Beri contoh cara mendukung dan melaporkan bullying kepada orang dewasa.
2. Di Keluarga:
- Tanamkan rasa kasih sayang dan nilai keagamaan.
- Beri perhatian dan interaksi untuk mengembangkan rasa percaya diri.
- Ajarkan etika dan rasa peduli terhadap sesama.
3. Di Sekolah:
- Buat program pencegahan anti-bullying dan hukuman bagi pelaku.
- Adakan diskusi dan ceramah tentang cara mengatasi bullying.
- Beri bantuan dan dukungan pada korban bullying.
Menanamkan nilai-nilai Pancasila sejak dini sangat penting untuk membangun karakter yang tangguh, memperkuat persatuan, dan mempersiapkan Generasi Z menghadapi tantangan masa depan. Dengan pendidikan yang berlandaskan Pancasila, diharapkan generasi muda Indonesia dapat tumbuh menjadi individu yang berakhlak mulia, cinta tanah air, dan mampu membawa bangsa ini menuju masa depan yang lebih gemilang. (Red)
