- Kurang dari 24 Jam, Debt Collector Penganiaya Karyawan di Cengkareng Ditangkap Polres Jakbar
- 22 Preman Berkedok Ormas di CNI Puri Indah Jakarta Barat Diciduk Polisi
- Karyawan Pabrik Jadi Korban Kekerasan Oleh Debt Collector, Polres Jakbar Olah TKP Buru Pelaku
- Operasi Berantas Jaya 2025, Polres Metro Jakarta Barat Tertibkan Jukir Liar dan Pak Ogah
- Gandakan Surat Tanah, Ini Vonis Mantan Kades Seberida Ria Saprina
- Patroli Perintis Presisi Polres Pelabuhan Tanjung Priok Cegah Premanisme dan Gangguan Kamtibmas
- Cegah Premanisme, Ditbinmas Polda Metro Jaya Gandeng Ormas Bang Japar
- Kalapas Cibinong: Remisi Waisak Bentuk Apresiasi atas Perubahan Warga Binaan
- Patroli Perintis Presisi Amankan Kelompok Pemuda yang Diduga Hendak Tawuran di Jakarta Timur
- Premanisme Berkedok Parkir, 4 Orang Pelaku Paksa Warga Bayar Rp 20 Ribu di Jakpus
Lupakan Perbedaan Era Pilkada, BEM FISIP UBK Dorong Publik Bersatu Membangun Negeri
Pilkada

Keterangan Gambar : Istimewa
MATANEWS, Jakarta - Seiring dengan telah berlalunya gelaran Pilkada serentak 2024 lalu publik diharapkan untuk segera beralih fokus terutama soal perbedaan pilihan imbas momen pesta demokrasi lima tahunan itu.
Hal tersebut ditekankan oleh Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Bung Karno (BEM FISIP UBK) Rahman Hakim, lewat keterangan tertulis, Minggu, 8 Desember 2024.
"Mengajak seluruh elemen masyarakat untuk kembali bergandengan tangan demi persatuan antar sesama anak bangsa setelah pencoblosan dalam Pilkada serentak 2024," kata Hakim.
Baca Lainnya :
- Berawal dari Diskotik, Kebakaran Meludeskan Glodok Plaza: Siapa yang Bertanggung Jawab?
- Diskotik di Glodok Plaza Terbakar, 27 Unit Damkar Dikerahkan
- Banyak Prestasi, BEM KSI Puji Kinerja Kapolri Jenderal Listyo Sigit
- Kapolsek Kelapa Gading Berhasil Tangkap Komplotan Begal Bermodalkan Airsoft Gun
- Produser SinPo TV Jadi Korban Pengeroyokan di Ciledug, Helm Dirampas Pelaku
Jangan malah adanya perbedaan itu kemudian menjadi pemicu renggangnya kerukunan di tengah kehidupan sehari-hari dalam bermasyarakat.
"Dinamika politik yang terjadi selama proses menuju Pilkada jangan sampai membuat masyarakat terus berlarut karena perbedaan pilihan," tuturnya.
Kini telah tiba masanya, yang tadinya beda pilihan politik sekarang harus untuk saling bekerjasama dan kolaborasi demi Indonesia yang makin maju.
"Sudah saatnya seluruh elemen bangsa bahu membahu, bergotong royong bersama pemerintah," paparnya.
Pihaknya juga menyebut kalau berbeda pilihan politik itu lumrah. Namun tak terus berlarut pada kondisi dimaksud.
"Dinamika politik yang terjadi selama proses menuju Pilkada jangan sampai membuat masyarakat terus berlarut karena perbedaan pilihan," ujarnya. (Red)
