Buku \"Radikalisme Terorisme dan Deradikalisasi di Indonesia\" Diserahkan ke Para Duta Besar
As SDM Polri Irjen Dedi Prasetyo

By Redaksi 01 Feb 2024, 17:47:38 WIB Internasional
Buku \"Radikalisme Terorisme dan Deradikalisasi di Indonesia\" Diserahkan ke Para Duta Besar

Keterangan Gambar : Buku "Radikalisme Terorisme dan Deradikalisasi di Indonesia" Diserahkan ke Para Duta Besar


MATANEWS, Jakarta - Dalam rangkaian kunjungan kerjanya ke beberapa negara, Anggota Komisi Kepolisian Nasional Republik Indonesia (Kompolnas RI) H. Mohammad Dawam menyerahkan buku berjudul "Radikalisme Terorisme dan Deradikalisasi di Indonesia" kepada beberapa Duta Besar (Dubes). Buku ini merupakan karya dari As SDM Polri Irjen Dedi Prasetyo.

Buku tersebut diserahkan sebagai bagian dari upaya diplomasi untuk membawa pesan perdamaian dan mencegah paham terorisme. Dawam menekankan pentingnya pencegahan dan penanggulangan tindak pidana terorisme, radikalisme, dan deradikalisasi melalui internalisasi dan implementasi nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.

"Sebagai pesan damai melalui para Diplomat bahwa pencegahan dan penanggulangan tindak pidana terorisme, radikalisme, dan deradikalisasi salah satunya adalah dengan internalisasi dan implementasi Pancasila dalam kehidupan sehari-hari," kata Dawam.

Baca Lainnya :

Dawam menjelaskan bahwa penerapan nilai-nilai Pancasila menjadi kunci untuk mencegah berkembangnya paham serta aksi terorisme dan radikalisme di Indonesia. Konsep Pancasila, menurutnya, perlu diekplorasi dan diimplementasikan ke seluruh dunia sebagai langkah konkret untuk mengatasi tantangan terorisme.

Buku tersebut telah diserahkan kepada sejumlah Duta Besar, termasuk Wakil Duta Besar RI untuk Belanda, Duta Besar RI untuk Jerman, dan Atase Kepolisan Den Haag. Dedi Prasetyo, sebagai penulis buku, mengungkapkan bahwa karya tersebut mengabadikan kerja keras Polri dan pihak-pihak terkait dalam menangani terorisme.

“Buku ini mengabadikan kerja keras Polri dan pihak-pihak terkait dalam menangani terorisme, mengupas tentang terorisme dan soft deradikalisasi untuk memperkaya pemahaman pembaca,” ujar Dedi Prasetyo.

Menurut Dedi, intervensi perlu dilakukan untuk mencegah perkembangan paham radikalisme, khususnya di Indonesia yang memiliki tingkat heterogenitas tinggi dan potensi intoleransi yang dapat memicu radikalisme dan terorisme. Salah satu bentuk intervensi yang disarankan adalah melalui pengembangan kearifan lokal yang kontra terhadap ideologi radikalisme dan terorisme.

“Untuk merealisasikan hal ini, dibutuhkan kerja sama dan dukungan dari seluruh elemen masyarakat,” tutur Dedi Prasetyo, mantan Kadiv Humas Polri. (Wly)




Write a Facebook Comment

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

View all comments

Write a comment