Ciater Bergejolak! Suara Rakyat Dihantam Ekskavator, Fathir: Lawan dengan Konstitusi!
Kabupaten Subang

By Redaksi 08 Agu 2025, 21:05:01 WIB Hukum
Ciater Bergejolak! Suara Rakyat Dihantam Ekskavator, Fathir: Lawan dengan Konstitusi!

Keterangan Gambar : Ketegangan memuncak di kawasan eks HGU Ciater, Kabupaten Subang! Pada Jumat (8/8/2025)


MATANEWS, Subang — Ketegangan memuncak di kawasan eks HGU Ciater, Kabupaten Subang! Pada Jumat (8/8/2025), alat berat milik pemerintah tiba-tiba didatangkan ke lokasi yang selama ini dihuni dan dikelola oleh masyarakat serta pedagang kecil. Suasana berubah panas! Warga panik, pedagang murka!

Sosok yang langsung pasang badan adalah tokoh muda Galuh Pakuan, Niskala Mulya Rahadian Fathir alias Fathir. Ia langsung menyuarakan perlawanan atas penggusuran sepihak yang dinilainya tidak manusiawi dan melanggar keadilan.

“Ini tanah rakyat, bukan milik penguasa! Jangan hadapkan masyarakat dengan alat berat. Itu intimidasi, bukan solusi,” tegas Fathir lantang di hadapan wartawan.

Baca Lainnya :

Fathir: Ini Bukan Sekadar Gusur, Ini Arogansi!

Menurut Fathir, menghadirkan alat berat di tengah konflik tanah yang masih belum selesai secara hukum adalah bentuk arogansi kekuasaan. Ia menyebut bahwa tanah eks HGU tersebut seharusnya dikembalikan ke negara dan diberikan kepada masyarakat, bukan diambil paksa!

“Mereka bukan pelanggar, mereka pejuang hak atas tanahnya sendiri! Jangan pakai kekuatan mesin untuk membungkam rakyat kecil!” semprot Fathir.

Pemerintah Diminta Tahan Diri

Fathir mendesak Pemkab Subang, Pemprov Jabar, hingga pemerintah pusat untuk menahan diri dan membuka ruang dialog. Ia menilai tindakan gegabah seperti ini justru akan memicu konflik sosial yang bisa meluas.

“Kalau pemerintah benar peduli reforma agraria, ayo duduk bersama rakyat. Bukan kirim buldoser!” tegasnya lagi.

Pedagang Bertahan, Warga Siaga!

Pantauan di lapangan menunjukkan warga mulai berkumpul menjaga lapak dan bangunan mereka dari ancaman penggusuran. Sejumlah pedagang terlihat menangis, khawatir usaha mereka akan habis dihancurkan alat berat.

“Kami bukan maling tanah! Kami cuma mau hidup di tanah yang kami rawat sejak lama!” teriak salah satu pedagang.

Seruan Solidaritas Nasional

Fathir juga mengajak tokoh muda, mahasiswa, LSM, dan masyarakat sipil untuk ikut mengawal kasus ini. Ia menyebut ini bukan lagi soal lokal, tapi soal keadilan agraria nasional!

“Jangan biarkan suara rakyat ditelan aspal pembangunan yang tak berpihak!” pungkasnya.

Rakyat bersatu, tak bisa dikalahkan! Mesin bisa menggilas tanah, tapi tidak bisa menghancurkan semangat keadilan! Ciater, jangan menyerah! (Red)




Write a Facebook Comment

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

View all comments

Write a comment