- Dua Pejabat Desa Ungkap Keabsahan Tanah Yang Diklaim Terdakwa Charlie Chandra
- Tak Ada Toleransi Terhadap Pelanggaran, Kodim 1710/Mimika Gelar Sidang Disiplin Militer
- Hari Bhayangkara ke-79, Polda Metro Jaya Gelar Syukuran dan Bagikan Hadiah Perlombaan
- Polsek Cengkareng Amankan Pelaku Pemalakan Sopir Travel di Kapuk Raya
- Polres Metro Jakarta Barat Bongkar Sindikat Rumsong Antar Kota dan Provinsi
- TNI Kerahkan Kekuatan Laut dan Udara Respon Cepat Tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya
- TNI Perkuat Diplomasi Militer Hadapi Dinamika Geopolitik
- Polsek Kalideres Ungkap Kasus Jambret di Citra Garden 2, Pelaku Ditangkap di Cengkareng
- Hari Bhayangkara ke-79, Polres Jakbar Dapat Kejutan Hangat dari Kodim 0503/JB
- Panglima TNI Dampingi Presiden RI Tinjau Kesiapan Kontingen Parade Dan Defile untuk Prancis
Keluarga Tahanan Polda Metro Jaya Keluhkan Wajib Bayar Pungutan Rp100.000 Saat Menjenguk
Polda Metro Jaya

Keterangan Gambar : Ilustrasi
MATANEWS, Jakarta – Sejumlah keluarga tahanan di Rumah Tahanan (Rutan) Polda Metro Jaya mengeluhkan adanya pungutan uang setiap kali menjenguk anggota keluarga mereka yang sedang ditahan. Biaya yang harus dikeluarkan bahkan tidak hanya untuk akses kunjungan, tetapi juga untuk memberikan makanan dan kebutuhan lain bagi para tahanan.
"Kalau kami mau menjenguk keluarga, harus bayar Rp100.000. Nanti kalau di dalam mau kasih makanan juga harus pakai uang lagi. Kalau tidak dikasih, bekal kami bisa dibuang," ungkap seorang ibu bertubuh subur yang menolak disebut namanya, Kamis (27/2/2025).
Baca Lainnya :
- Ungkap Kasus Besar & Jadi Perhatian Publik, 56 Personel Polrestabes Medan Direward
- Kebakaran di Lantai 3 Mapolda Banten, Api Berhasil Dipadamkan
- Kangkangi Surat Edaran Wali Kota Medan, Karaoke IN.CALL Nekat Beroperasi di Bulan Ramadan
- KPK Bungkam Soal Dugaan Masalah Hukum di Proyek Pipa Gas Cisem Tahap 1
- Oplos BBM Jenis Pertalite, SPBU di Jalan Flamboyan Disegel Polisi
Keluhan serupa disampaikan oleh seorang wanita paruh baya yang anaknya sedang ditahan di Polda Metro Jaya karena kasus narkoba. Ia mengaku keberatan dengan sistem yang ada di dalam rutan, yang menurutnya membebani keluarga tahanan dengan pungutan uang dalam berbagai bentuk.
"Kalau di sini itu, sedikit-sedikit harus keluar uang. Kalau tidak ada uang, keluarga kami yang ditahan akan sengsara di sana," katanya.
Ia juga menuturkan bahwa obat yang dibawanya untuk anaknya tidak diberikan, meskipun ia telah membayar biaya yang diminta.
"Saya pernah membawa obat kulit untuk anak saya, tapi malah dimintai uang. Setelah saya bayar, ternyata obat itu tidak diberikan, dan anak saya juga tidak diobati," keluhnya.
Tak hanya soal biaya kunjungan, keluarga tahanan juga mengeluhkan harga barang-barang di dalam rutan yang dijual jauh di atas harga pasaran.
"Rokok misalnya, bisa tiga kali lipat dari harga normal. Yang biasanya Rp25 ribu, di sini dijual Rp75 ribu. Kopi gelas kecil saja harganya Rp25 ribu. Barang lainnya seperti makanan, minuman, hingga alat mandi juga mahal," ungkapnya.
Sejumlah keluarga tahanan berharap agar pihak berwenang dapat menindak tegas praktik pungutan liar dan penyalahgunaan kewenangan di dalam rutan. Mereka meminta agar kunjungan keluarga bisa dilakukan tanpa biaya, serta kebutuhan para tahanan dapat dipenuhi tanpa harga yang mencekik.
Hingga berita ini diturunkan, pihak Polda Metro Jaya belum memberikan tanggapan resmi terkait keluhan ini. (Red)
