- Polsek Pademangan Launching Gugus Tugas Polri untuk Dukung Ketahanan Pangan Nasional
- Kapolri Bersama Panglima TNI Tinjau Kesiapan Program Ketahanan Pangan di Jawa Tengah
- Ngopi Kamtibmas Polsek Kelapa Gading Bersama Warga RW 06 Kelapa Gading Barat
- Wapres Gibran Rakabuming Tinjau Banjir Rob di Muara Angke
- Polsek Koja Gelar Ngopi Kamtibmas di Kelurahan Koja
- Kapolsek Kelapa Gading Gelar Apel Kesiapan dan Pengecekan Perlengkapan Pengamanan Pilkada 2024
- Satresnarkoba Polres Jakbar Edukasi Bahaya Narkoba di SMK Muhammadiyah 4 Palmerah Jakarta Barat
- Kapolri dan Panglima TNI Hadiri Doa Bersama Lintas Agama di Semarang,Jawa Tengah
- Kapolri dan Panglima TNI Luncurkan Gugus Tugas Polri :Dukung Program Swasembada Pangan
- Polda Metro Jaya Terapkan Pendekatan Holistik Tangani Judi Online di Kalangan Personel Polri
Kisah Pilu Mak Emin Bersama Salah Satu Anaknya yang Alami Gangguan Jiwa, Dimana Peran Pemerintah?
Daerah
Keterangan Gambar : Istimewa
MATANEWS, Sukabumi - Kesulitan yang dialami Mak Emin (69) sungguh memilukan, Ia seorang Janda di kampung Gunung Rompang RT 10 RW 11 Desa Loji Kecamatan Simpenan Kabupaten Sukabumi Provinsi Jawa Barat ini seakan-akan pemerintah setempat tidak peduli.
Jangan kan mendapat bantuan, tidak ada seorang pun dari pemerintah desa, pemerintah kecamatan, ataupun dari Dinas Sosial Pemkab Sukabumi yang datang atau pun merasa iba dengan keadaan anaknya, hanya dari puskesmas saja yang datang memberikan obat.
Mak Emin yang kini hidupnya sendiri setelah ditinggal suaminya karena sakit harus banting tulang untuk kebutuhan hidup sehari-harinya sambil mengurus anak keduanya Dedem (42) yang mengalami sakit jiwa (ODGJ) yang sudah hampir 12 tahun lamanya.
Baca Lainnya :
- ETOS: Banyak Tempat Hiburan Tetap Operasi Tak Menghargai Bulan Suci Ramadhan
- Panglima TNI Hadiri Rakor Operasi Ketupat 2024 Jaga Keamanan Selama Mudik Lebaran
- Rakor Ops Ketupat, Kapolri persiapkan Mudik 2024 Aman-Lancar
- Polresta Bandara Soetta Bongkar Kasus TPPO Internasional ke Serbia
- Prabowo Bertemu Ketua Umum Partai NASDEM, Surya Paloh: Tindakan Merangkul atau Oportunistik?
Mak Emin terpaksa mengurung anaknya dengan cara dipasung dalam sebuah ruangan kecil yang menyatu dengan dapur, upaya itu dilakukan Mak Emin karena anaknya kerap mengamuk dan merusak kaca rumah tetangga, yang paling Mak Emin khawatirkan hingga menyerang orang lain.
"Muhun ngahaja dipasung sieun kabur terus ngerusak bumi warga, atawa ka jalmi ayeuna ngamuk mah hanteu saentosna di pasihan obat ti puskesmas dongkap kadieu kabumi (sunda_red)"
"Iya sengaja dipasung takut kabur terus merusak rumah warga, atau ke orang lain, sekarang ngamuk nya tidak setelah diberikan obat dari puskesmas datang ke rumah," katanya
Dirinya berharap anaknya bisa sembuh dibawa berobat dan mendapatkan bantuan dari pemerintah, sehingga bisa sedikit mengurangi beban dalam hidupnya.
Anak pertama Mak Emin, Uus (58) mengatakan, dulu pernah di rawat di RS Jiwa di Bogor, dan pernah dapat bantuan juga sembako (BPNT)
"Iya dulu waktu tahun 2019 kalau tidak salah sempat di bawa ke RSJ, dan setelah pulang dari RSJ sampai sekarang rutin minum obat dari puskesmas yang dianjurkan dokter. Kalau soal bantuan paling dari desa sembako itu juga dulu sudah lama, kalau sekarang hampir 3 tahun tidak ada lagi bantuan itu, tidak tau kenapa. Kami Berharap ke depan nya ada lagi bantuan pemerintah, sehingga bisa mengurangi beban kebutuhan tiap hari. Maklum kalau di kampung kan serba kekurangan," ungkap Uus.
Ketika ditanya apakah ada dari pemerintah setempat atau dari Dinsos Pemkab Sukabumi yang sudah ke lokasi?
"Belum ada kalau dari desa atau kecamatan, setau saya baru ada orang dari puskesmas mengasih obat dan melihatnya," jawab Uus.
Awak media mencoba konfirmasi dengan adanya warga tersebut ke pihak Desa Loji dan pihak Kecamatan Simpenan melalui pesan singkat whatsApp, dengan jawaban akan menindak lanjuti terkait warga (Mak Emin) tersebut, (Ajy)